Kamis, 11 September 2014

Kenangan Pendakian Mahameru

Waktu itu senja 14 agustus 2005 tepatnya sebuah perjalanan Baru Akan dimulai, persiapan yang tak matang Dari sebuah rencana sangat singkat beberapa Hari sebelumnya, kami ber 5 menggendong carier di punggung dengan beban masing masing kurang lebih 12-15 kg.

Berbekal hobi Dan kecintaan kami Pada kebersamaan, kebebasan Dan alam perjalanan Baru Akan dimulai. Senja memerah terlihat begitu memesona waktu itu bukan hanya hanya senja nya melainkan juga pas Hari ultahku yang aku sendiri tak pernah mengingat Dan menyadari sebelumnya sampai kawan-kawanku merangkul Dan memberikan ucapan selamat Dan doa.

Tak terasa perjalanan kami sampai disuati rumah seorang kawan yang karena hobinya Dan kecintaanya Pada alam ia akhirnya memilih jalan hidupnya menjadi penyedia jasa antar jemput anak anak pendaki gunung semeru dengan hartop ataupun truck nya, biayanya lumayan murah cukup Rp 40.000 untuk mengantar sampai di ranu pane semeru.

Start perjalanan Baru dimulai pagi itu 15 agustus 2005 nampak cerah langit diatas sanaa secerah hati kami ber Lima, sebelum melakukan perjalanan ini fisiku agak ngedrop beberapa Hari karena flu, bahkan dalam kondisi yang kurang fit itu aku tetep nekat melanjutkan perjalananku dengan kawan kawanku untuk menginjakan kakiku di mahameru sebuah puncak tertinggi dipulau Jawa dengan ketinggian 3676mdpl.

Kami berlima melakukan perjalanan mulai jam 12 siang dari ranoe pane ke ranoe kumbolo, sekitar jam 15.00 kami Baru tiba di Ranoe kumbolo, sebuah danau yang sangat eksotik Dan Indah di tengah tengah gunung, sebuah sorga yang nyata yang bisa Kau saksikan langsung dengan kedua mata mu tanpa berangan angan Seperti yang Ada di ayat ayat tuhan baik di injil, alqur'an, wedha, Atau tripitaka, tapi ini nyata bisa Kau lihat sendiri dengan jelas, kemurnian hawanya, kesejukanya hmmm pasti engkau takan bisa melupakanya apalagi dikala malam Hari ketika menatap keatas langit tampak bintang2 begitu dekat seolah olah mudah untuk memegangnya dengan jumlah bermilyar milyar.

Ya perjalanan dari pane ke kumbolo memang bukan perjalanan yang seru-seru amat Atau menegangkan karena jalananya terkesan landai Dan tak seberapa mendaki, tetapi karena fisiku yang kurang fit waktu itu membuatku muntah muntah beberapa kali, alhamdulillah akupun Masih bisa menyelesaikan perjalananku sampai di ranoe kumbolo dengan selamat Dan tak Ada masalah.

Sesampai di kumbolo kami kemudian rehat beberapa menit Dan kemudian bersAma Sama mendirikan tenda sebagai tempat kami bermalam, setelah tenda Siap ditempati aku Dan 2 orang temanku lainya langsung istirahat Sebab kami 3 orang saja rencana yg hendak melanjutkan pendakian ke mahameru, sementar 2 orang temanku lainya mereka memasak Dan mempersiapkan masakan buat kami berlima.

Jam 17.15 aku terbangun dari tidur Dan senja di kumbolo nampak Indah sekali, kedua temanku Masih tertidur, aku kemudian merebus air membikin secangkir kopi Dan menikmati sebatang dua batang rokok.

Sekitar pukul 17.45 kedua temanku bangun Dan aku bikinkan kopi. Kemudian kami bertiga bersiap Siap untuk ngetrack melanjutkan perjalanan pendakian malam itu.

Ke 4 kawanku meyakinkanku untuk tak melanjutkan ikut mendaki ke mahameru karena di lain sisi fisiku yang agak kurang fit di sisi lain medan yang lumayan Akan sangat melelahkan Dan berat, tapi aku sudah bertekad semenjak awalmula rencana disepakati Jadi mau tidak mau kuat tidak kuat aku harus melanjutkan pendakian ini ke puncak mahameru.

Jam ditanganku menunjukan pukul 19.15 kemudian kami pun berdoa bersama Dan memulai melanjutkan perjalanan dari ranoe kumbolo menuju mahameru.

Ada sebuah mitos antara ranoe kumbolo Dan oro oro ombo, sebelum sampai di oro oro ombo di ranoe kumbolo Ada sebuah jalanan menanjak lumayan tinggi tanjakan bukitnya sebelum kemudian sampai dipuncak bukit Dan kemudian Ada sebuah lembah padang rumput yaitu oro oro ombo, tanjakan itu adalah "tanjakan cinta" namanya, namun aku tak pernah percaya Pada sebuah mitos Dan akupun tak mau mencoba mempercayainya.


Perjalanan kami bertiga dari ranoe kumbolo kemudian sampai di oro ro ombo, hingga kalimati, Dan kemudian lanjut di arcapada (arcopodo) lumayan melelahkan perjalanan itu kami tempuh kurang lebih 4 jam dari ranoe kumbolo menuju arcopodo.

Di arcopodo kami rehat sejenak sambil menunggu sedikit hilang lelah, kami kemudian membuat wedang jahe di termos kecil untuk persiapan pendakian yang sebenarnya, yaitu dari arcopodo menuju mahameru, yaitu puncak tertinggi jawa. 3676Mdpl.

Setelah wedang jahe Siap kamipun segera bergegas berangkat, tampak di bawah kami pendaki pendaki lain sangat jauh hanya kelihatan senter senter kecil menyala2 kami diurutan paling depan awalnya, waktu itu pukul 1.00 dini Hari, saat itu Baru benar benar mendaki, Baru sampai di tanjakan kelik, Dan cemoro tunggal nafasku mulai tak beraturan Dan fisiku kembali ngedrop total, kemudian aku ijin istirahat sebentar di cemoro tunggal, mahameru Masih sangat jauh dalam pandanganku dinihari itu, sementara fisiku semakin lemas, aku menyuruh kedua temanku mendaki Dulu meninggalkanku tetapi mereka memilih menemaniku, kemudian setelah fisiku agak baikan kami lanjutkan mendaki lagi, sampai di sebuah lempengan batuan pasir aku kembali tumbang Dan menyuruh kedua temanku melanjutkan pendakian, temanku berkata, "mahameru sudah dekat, kamu pasti kuat". Kemudian mereka memberikan termos berisi wedang jahe sisa itu padaku, sebagai penghangat Dan pelepas dahaga, aku kembali melihat jam ditanganku nampaknya sudah pukul 3.30 pagi kemudian aku rehat sejenak memejamkan mata diantara lempengan2 batuan pasir yg sewaktu waktu bila tersenggol pendaki lainya bisa saja ambrol Dan menimpaku tapi tiba tiba mataku terpejam Dan tak terasa aku tertidur hampir 1jam lebih lamanya karena kulihat jam ditanganku saat terbangun sudah hampir pukul 5 pagi, ada yang membangkitkan semangatku Dan membuatku terbangun yaitu ketika suara seorang perempuan berterian teriak, "Mahameru aku dataaaaang" semangat Dan tekadku tiba tiba saja berkobar kembali,

Kulihat perempuan itu memakai jilbab tepat di seberang arahku diluar jalur pendakian diatas bebatuan, lalu kutatap keatas tampak bongkahan batu batu besar yg menandakan Puncak tertinggi jawa sudah dihadapan mata, aku kemudian meminum sisa sisa wedang jaheku semalam Dan kemudian berdiri dengan sedikit sisa sisa tenaga Dan tekad untuk kemudian melanjutkan pendakian ini, tapi Baru beberapa langkah aku harus menyerah kembali, kelelahan itu nampaknya sudah sangat membelenggu tekadku sampai kudengar teriakan perempuan itu lagi, "sunrise sunrise" kulirik jam di tanganku pukul 5.20 aku bangkit kembali dalam bathin aku bergumam tak Apa rencanaku gagal untuk menikmati sunrise di mahameru tapi aku harus sampai dipuncaknya. Aku lanjutkan lagi pendakianku dengan sekuat tenaga yg tersisa kali ini Seperti Ada kekuatan lain aku tak merasakan lelah lagi, tubuhku seolah Ada yg mendorong begitu kuat, hingga kujumpai 2 temanku tepat dibawah bongkahan batu besar Dan mereka berkata "mahameru Wes ngentekni awakmu, tutukno Sik tak enteni Ndik arcopodo" kemudian mereka berdua lanjut Turun gunung Dan menungguku di arcopodo, sementara aku melanjutkan perjalanan ke mahameru, mereka berdua pun tak lupa memberikan kamera untuk aku berfoto dipuncak.

Setelah sampai di puncak mahameru itu Seperti ritual ritualku biasanya aku kemudian bersujud syukur sudah sampai dengan selamat, sekarang aku berada di puncak tertinggi jawa 3676mdpl.

Bersambung....

Sabtu, 06 September 2014

Tentang Senja

Ibarat penantian yang lama disaat sendirian disebuah ujung jalan, mungkin kita akan menikmatinya atau malah memaki waktu karena tak kunjung segera bertemu, namun saat pertemuan terjadi, lenyap sudah penat padahal hanya dengan melihatnya sesaat, itulah senja..

Senja adalah nasib dari sekelumit putaran waktu yang menantikan pertemuan dengan gelap yaitu takdir, hampir sama seperti subuh. hanya dalam senja ada sebuah harapan untuk bisa menjumpai matahari di esok pagi.

Senja hanya datang sesaat sebagai pengantar pergantian dari terang menuju pekat kegelapan untuk menemukan dan menjumpai harapan tentang datangnya pagi.

Bagi Pecinta yang ada hanyalah pagi bukan senja, Senja hanya bagi perindu dan perindu adalah sisi terdalam dari sang Pecinta.

Itulah senja, Itulah rindu, itulah cinta...

Tak Ada Judul

Entah aku mau menulis Apa juga tak tau Sebab semua mengalir begitu saja. Malam itu 2 Hari sesudah purnama tak Ada kata kata tak Ada langkah langkah hanya sekedar lirikan mata Dan curi pandang aku mengolah rasa Mungkin juga dia.

Seperti buliran embun dikala kemarau paras ayunya menyegarkan jiwa entah jiwa yang mana entah rasa segar yang Seperti Apa, namun aku tahu benar rasa itu sudah lama aku melupakanya Dan bahkan hampir hampir tak mengenalinya hanya dalam hati Dan jiwaku saja entah dirinya aku tak mengetahuinya.

Diam diam aku berikan perhatian Dan sedikit Canda Canda walau dalam Canda itu sebenarnya aku sangat serius dengan Setiap huruf Dan kata kata yg terlontar entah dia memahami Atau tidak entah dia mengerti Atau tidak.

Coretan Dan tulisan ini tak mempunyai judul Apa Apa, Sebab semua Masih mengitari rongga rongga jiwa menjadi pusaran tanpa arus sebelum aku bisa mengutarakanya. Aku berharap waktu dipihaku kali ini pun demikian dengan hatinya, sampai pertemuan itu terjadi lagi, aku tidak ingin menjadikan dia sebagai pasangan jiwa melainkan aku ingin menjadikan dia teman dalam menjalani hidup menjadi Ibu bagi anak anaku bukan sekedar perempuan dalam hayalan Dan angan angan serta rasa suka semata.

Untuk gadis yang Baru aku kenal namanya semoga saja rasa kita Sama Dan harapan serta mimpi mimpi kita Sama agar jawaban itu segera Ada Dan kita melangkah bersama Sama di dunia yang kita Akan menjajakinya Dan mengenalnya bersama Sama.

Papua. 07-09-14

Kenapa Harus Mendaki Gunung

Tak bisa di pungkiri dimasa saat ini kegiatan paling sering dinantikan dan diminati banyak orang adalah Kuliner dan satu lagi adalah tr...