Senin, 17 Maret 2014

Catatan biasa (just for my litle child Justin radhiansyah islami).

Ini bukan cerita tentang apa apa dan cerita yang luar biasa ini hanya cerita tentang keponakanku saja, keponakan yang sangat saya cintai Justin Radhiansyah islami namanya, kata dari nama justin bukan karena terpengaruh kebarat baratan, itu adalah sebuah singkatan dari bapaknya yaitu Just(inggris) yang artinya hanya dan In(penggalan nama adik saya atau istrinya yaitu Indah), sementara radhi adalah pemilihan kata sebagai kata ganti Ridho dan yang sah terlahir dari hubungan estetika dari bapak dan ibunya sementara islami di ambil kata ini adalah sebuah harapan keluarga terutama saya pribadi dan juga bapak ibunya agar supaya kelak tingkah lakunya kepribadianya mencerminkan nilai nilai islam.

Justin kecil terlahir di sebuah klinik goewindo setelah proses panjang dalam kandungan 9bulan lebih dan proses melahirkan sehari semalam di klinik tersebut, dia terlahir tepat diwaktu dhuha, setelah proses melahirkan yang cukup membuat kami sekeluarga kebingungan, tetapi ia dilahirkan secara normal tanpa proses cesar dan tetek bengek lainya, begitu terlahir tangisnya membuyarkan keheningan ruangan dan semua menjadi lega bergembira, justin kecil menangis lantang, kemudian ia dengan di gendong oleh neneknya (ibuku) ku adzani telinganya ku ucapkan salam dan sholawat kepadanya, kubisikan di kebeningan dan kesucian jiwanya, "wahai insan kamil, kini engkau terlahir dan bakal menghuni bumi dengan gemerlap dan warna warni yang bermacam macam, kuatkanlah hati dan jiwamu songsoglah kehidupanmu yg baru, dan semoga egkau tetap islam sampai akhir hayatmu" ia tertidur pulas, dan kemudian diletakan di sebelah ibunya sebentar kemudian ia ditaruh di ranjang tidur yang telah dipersiapkan oleh para suster2 klinik itu.

hari ke hari justin semakin tumbuh besar, dan semakin pandai dalam segala hal, ia mulai mencintai sesuatu diluar dirinya yaitu mainan. menginjak usia 5 tahun justin akan disekolahkan di TK namun ia menolak ia tidak mau sekolah tetapi setelah di bawa ke malang ia akhirnya memilih sendiri tempat sekolahnya, namun karena ia anak anak ia masih butuh proses untuk selalu minta didampingi orang tuanya di sekolah, ia tak mau ketinggalan sedetikpun oleh ibunya, ya dia hanya ditunggui oleh ibu dan kakek nenek serta adiku paling bungsu yg saat itu masih kuliah, namun itu hanya beberapa saat saja selanjutnya ia memilih cuma diantar dan dijemput saja.

menginjak TK 0 besar si justin harus ditinggal ibunya ke bali untuk bekerja dan merantau bersama suaminya, justin kecil yg tak mau ketinggalan ibunya sedetikpun seolah mengerti akan kasih sayang mamanya, saat ia dipamiti oleh ibunya untuk berangkat kebali, ia tidak menangis ia tidak secerewet biasanya, ia seolah sudah mengerti bahwa yg dilakukan orang tuanya semua juga demi dirinya, si justin kecil hidupnya begitu MERDEKA ia selalu menentukan pilihanya sendiri tanpa ada yg memaksa maksa, bahkan untuk sekedar bolos sekolah ia juga bicara blak blakan kepada neneknya "nek justin gak mau sekolah capek, libur dulu sehari besok baru masuk" katanya, dan ibu pun tak pernah memaksa atau melarang larangnya, ia belajarpun tak penah disuruh suruh semua atas kehendaknya sendiri.

waktu itu selepas isya' sudah lumayan gelap, dia selalu ikut neneknya kemana mana, dan ketika pulag berjalan jalan bersama neneknya ketika itu neneknya mengajaknya lewat jalan yang biasa dilewatinya, tetapi justin tidak mau ia memilih jalan yg gelap dan tidak ada lampunya sambil menyalakan senter kecil di hp neneknya, kemudian sepulangnya aku waktu itu telepon neneknya dan aku berbicara sama dia aku tanya alasanya "lee kenapa kok suka jalan jalan di yang gelap gelap" dia menjawab singkat "biar terang om kalo gelap" katanya singkat dan tidak mau meneruskan ngobrol lagi kemudian memberikan hp nya pada neneknya. Ya  tuhan dari mana anak ini paham rumus gelap dan terang fikirku dalam dalam.

Kemudian pada waktu itu aku lagi cuti dan adiku juga suaminya juga pas datang di malang waktu lebaran beberapa waktu lalu, dan yang bikin aku terharu adalah ketika ibu dan bapaknya hendak berpamit kembali ke bali, ia dipamiti, ia di salami di ciumi oleh ibunya tetapi aku lihat sorot matanya si justin ia seolah cuek tak menghiraukan mamanya, bahkan ketika dipanggil panggil dan mamanya melambaikan tanganya ia justru memalingkan mukanya dan kuamati terus sorot mata si kecil itu ia nampak berkaca kaca dan seolah mau menangis, tetapi ia tidak menngis dan justru ia kemudian mengajak neneknya dan adiku yang bungsu serta aku untuk mengajaknya ke tempat permainan. Sesampai ditempat permainan ia meminta di belikan mainan dan ia memilihnya sendiri, lalu setelah capek ia minta kembali pulang kerumah.

Sesampai dirumah ia seolah lupa dan bertanya "nek Mama mana" katanya, tapi ia tidak menangis ketik dijelaskan oleh neneknya, ia kemudian memeluk gulingnya minta di elus elus punggugnya dan tertidur, kadang kala kulihat ia termenung sendiri seolah melamun tapi aku biarkan dia dan itu pun cuma sebentar saja kemudian ia bertanya "om latopnya mana justin mau maen game" ucapnya padaku, ak beri dia kebebasan dan kusuruh mengambilnya sendiri dikamar, lalu dia mengambilnya meletakan dimeja dan menghidupkanya, setelah laptop hidup karena kupasword ia tdk bisa membukanya dan bertanya "om bukanya gimana" aku dikte dari kejauhan, karen tho dia sudah tahu dan bisa mengeja huruf huruf kemudian dia mengetikanya dan kusuruh tekan enter tapi dia gak tahu lalu aku tunjukan "ini lho yang namanya enter le" dan kemudia dia memencetnya, setelah itu ia memilih game kesukaanya.

sore hari nya ia minta izin lagi padaku untuk bermaen game dan seperti biasa aku suruh mengambilnya sendiri tapi kali ini aku tidak mndiktenya justru dia sambil berucap keras keras satu persatu huruf-huruf paswordku diucapkanya dan kemudian dengan keras dia berkata"enter" sambil menekan tombol enter yg dia maksud dan dia mulai bermain memilih mainan kesukaanya itu.
Tetapi dia ndak mau bermain sendirian dia selalu minta ditemani entah itu oleh aku atau temanya sekaligus yg dia anggap kakak yaitu si Andi anak dari temanku depan rumah atau kadang neneknya dan adiku yang bungsu sambil dia cerita cerita.
Yang aku paling ingat adalah dia tidak mudah takut sama siapapun dan suak bertegur sapa, entah itu temanku atau teman teman adiku bahkan teman teman kakek dan neneknya.

semoga kelak semakin bertambah nya waktu bertambah besarnya dia bertambahnya pengetahuan dan kedewasaanya ia tetap dalam asuhan Kanjeng nabi tercinta, dan Juga Alloh swt.
aamiin

Agung widiatmoko
Papua-29 November 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenapa Harus Mendaki Gunung

Tak bisa di pungkiri dimasa saat ini kegiatan paling sering dinantikan dan diminati banyak orang adalah Kuliner dan satu lagi adalah tr...