Selasa, 18 Maret 2014

Si Pecinta Gila 1

Si Pecinta Gila 1



Alkisah Disuatu desa ada seorang Pemuda bernama Dzun nun Pemuda itu ndak seberapa tampan tetapi sangat sopan dan bijaksana, meski terkadang kata katanya sedikit keras, rusak dan kotor, bahkan suka mengumpat. Entah ada apa dengan pemuda santun itu gak ada hujan gak ada gerimis ia tiba tiba saja meninggikan suaranya berteriak teriak sambil menengadahkan wajahnya kelangit seolah menantang sesuatu.

Suatu hari Dzun nun berjalan jalan kesebuah desa yang terkenal dengan kemegahan dan dan juga kemewahan setiap bangunan rumah rumah yang ada di desa itu, bahkan didesa itu juga merupakan salah satu tempat tinggal saudagar kaya yang begitu disegani dan dihormati, Saudagar itu mempunyai seorang Putri yang sudah beranjak dewasa dan sudah tentu anak gadis saudagar itu melai mengenal rasa tertarik dan perasaan suka terhadap lawan jenisnya.

Hari itu Dzun nun cuma berkeliling saja di desa itu sambil menawarkan daganganya berupa pakaian dan sandal2 atau sepatu dari kulit onta, Kali ini nasibnya kurang mujur seharian berkeliling tak satupun daganganya laku bahkan untuk sekedar dihampiri dan ditawar pun tidak, Bathinya mulai menggerutu "Ternyata kaum bangsawan ini Pelit pelit" tapi itu cuma didalam bathinya saja, Namun kemudian ia berfikir lain atau mungkin karena aku baru sekali kesini ya jadi ndak ada yg tahu atau penampilanku yang keliru ini kan kampung bangsawan aku juga harus berpenampilan beda selayaknya mereka lah biar dipandang sedikit gumamnya dalam hati.

Esok harinya Dzun nun  segera berdandan layaknya seorang saudagar besar dan sukses, dan ia sudah siap menawarkan barang daganganya ke kampung para bangsawan itu, Ia kemudian menuju Pasar tempat para bangsawan itu biasa berbelanja dan ia pun mulai menggelar barang barang daganganya dan diatur sedemikian rupa agar terlihat lebih eksotis dan terlihat seakan barang2 yang berkualitas. Dugaan dan tak tik Dzun nun nampaknya berhasil kali ini seorang Ibu Ibu muda yg dari penampilanya saja sudah terlihat bahwa dia dari keluarga yang kaya mendekatinya dan mulai melihat lihat barang daganganya, kemudian ibu itu mulai bertanya kepada Dzun nun harga sandal kulit onta yang dipajangnya, Dzunun pun langsung memberitahukan harganya kepada Ibu muda itu, Alangkah kagetnya ibu muda itu ketika mendengar barang dagangan Dzun nun dan seolah tidak percaya bahwa barang yang ditawarkan Dzun nun selain kualitasnya bagus harganya juga dibawah rata rata atau cenderung sangat murah.

Ibu muda itupun kemudian menasehati Dzun nun, eh Nak Kamu ndak rugi jual barang bagus begini dengan harga yang sangat murah? "endak bu" jawab Dzun nun ramah, kemudian ibu itu mulai bertanya lagi barang barang lainya dan karena barang dagagan Dzun nun yang bagus dan berkualitas juga harganya yang murah iapun berniat memborong barang dagangan Dzun nun, Dzunun pun tersenyum puas karena barang daganganya terjaual habis hari itu, bukan hanya Ibu muda itu yg membelinya melainkan juga teman teman ibu muda itu ikut  memborong barang dgangan dzun nun.

Begitu hari hari Dzun nun berdagang di kampung itu daganganya selalu laris terjual. Namun Dzun nun bukanlah ahli bisnis ia cuman mengandalkan kejujuran dan kepuasan pembelinya, asalkan ia sudah mendapat untung walaupun sedikit ia sudah sangat puas, wal hasil langganan Dzun nun pun semakin banyak dan ia mulai dikenal oleh warga kampung itu, Dzunu pun Tak lagi berpura pura sebagai bangsawan ataupun saudagar besar, ia kini berpenampilan seperti aslinya, yaitu seorang pedagang biasa dari kalangan rakyat biasa.

Waktu itu hari sudah menjelang senja dan Dzun nun sudah bersiap siap merapikan daganganya, tetapi saat ia sibuk merapikan barang daganganya Seorang gadis cantik memanggilnya dan hendak membeli barang daganganya, tetapi Dzun nun bukanlah penggila harta ia lebih memilih menolak dan memberi tahu gadis itu bahwa besok ia akan datang lagi disini untuk menawarkan daganganya kembali,  Gadis itu sewot dan setengah kecewa, Namun Bukan Dzun nun namanya kalo gak bisa menghibur hati gadis itu, sembari bercanda ia berkata pada gadis itu "saya bukan gak mau meladeni nona, sebab saya jadi terpesona sama kecantikan nona, kalo sekarang saya meladeni nona, cepat sekali waktu berlalu kemungkinan esok kita ndak bisa jumpa lagi sedangkan saya masih ingin puas memandangi wajah nona yang begitu jelita" hehehe Dzun nun pun tertawa kecil. Dan gadis itupun akhirnya tersenyum dengan malu malu.

Setelah Pertemuan dengan Gadis itu Dzun nun belum merasakan apa apa dalam dirinya, Cuman ia memposisikan dirinya jadi seolah merasa kasihan dan sangat berhutang pada gadis itu dan Dzun nun juga berjanji bahwa dia akan bangun dipagi hari sekali dan langsung menuju desa itu untuk kembali berdagang dan menjual barang daganganya, Tapi entahlah Sepertinya waktu berkata lain tak biasanya DzununTidur sangat Pulas sekali Dan ia bangun pun saat  matahari sudah hampir terik terik nya, "sial" sambil ia melompat dari tempat tidurnya dan segera menuju kamar mandi dan beersiap siap untuk menuju desa itu.

Bathin Dzun nun bergemuruh dia seperti diserbu pertanyaan pertanyaan tidak jelas, Ia seolah olah sudah membuat kesalahan terbesar dalam hidupnya dengan membuat kecewa seseorng apalagi itu seorang gadis, sebab kemarin sorenya ia berjanji pada Gadis itu untuk  Datang Pagi dan menggelar barang daganganya, Ia takut membuat kecewa orang, ia takut Gadis itu ketempat jualanya Pagi pagi dan menemukan bahwa ternyata dirinya tidak ada disana, bukankah berarti saya telah mengingkari janji saya sendiri dan membuat kecewa orang lain gerutunya sendiri, ia pun menatap langit mengumpat ngumpat tanpa jelas siapa yang dia umpat senbenarnya entah itu dirinya sendiri atau entah siapa?.

Dzun nun pun secepat mungin ia berjalan kadang berlari lari kecil menuju desa itu, sesampai didesa itu ia dia tidak langsung menggelar barang daganganya dia megitari seluruh pasar bertanya pada tetangga tetangga penjual disekitar area tempat ia berjualan, bertanya apakah tadi ada seorang gadis yang mendtangi tempatnya mencari dirinya  dan menanyakan dirinya, satu persatu orang disekitarnya ditanyai, dan ia pun mendapatkan jawabanya bahwa benar ia benar pagi pagi sekali tadi ada seorang gadis muda sangat jelita anak dari saudagar besar ternama Gadis itu Bernama Lyla Ia tdi disini dan menunggumu hampir sekitar 1-2jam namun kau belum juga muncul akhirnya dia balik dan pulang kerumahnya.

Dzun nun merasa bersalah dan menyesal telah membuat orang lain sangat kecewa terlebih ia seorang wanita pula, Dzun nun mulai menatap langit lagi ia mengumpat ngumpat lagi dan tiada yg tahu siapa yg diumpat oleh Dzun nun, Kemudian Dzun nun dengan santun bertanya pada tetangga a sekitar tempat dia berjualan dia bertanya dimana rumah gadis itu dan Dzun nun hendak meminta maaf pada gadis itu sekaligus memberinya hadiah kepada gadis itu sebagai bentuk atas kesalahan yg dia lakukan pada gadis itu, Dzun nun pun diberi tahu oleh temanya di pasar itu bahwa rumah gadis itu adalah rumah diseberang jalan ini Tepat di seberang jalan ini Ada Rumah paling besar dan megah itulah rumah tuan Rosyyid Ayah gadis itu

Tanpa Ba Bi Bu Dzun nun pun kemudian segera membawa barang daganganya kerumah Tuan Rosyyid untuk eemui anak gadisnya yang bernama lyla. Kali ini Dzunnun sangat beruntung sepertinya sebab ayah gadis itu yaitu Tuan Rosyyid tidak berada dirumah dan ia pun langsung bertemu dan disambut oleh lyla sendiri, Dzun nun pun mulai mengutarakan maksudnya datang dan ia bercerita bahwa ia terlambat bangun dan hendak meminta maaf kepada lyla, sembari Dzunnun mengulurkan tanganya dan memperkenalkan dirinya. Gadis itu nampaknya tak hanya jelita tetapi juga sangat ramah dan pendiam, Dia menerima maaf Dzun nun bahkan dia menyalahkan dirinya karena datang terlalu pagi kepasar itu.

Singkat kata Dzun nun pun kemudian memberinya sebuah hadiah yaitu selembar kerudung dari kain sutera yg diambil dari daganganya, ia bersikeras memberikanya meskipun lyla menolak pemberian tersebut karena merasa ndak enak hati sama Dzun nun tetapi akhirnya lyla pun menerimanya dan memang sore hari kemarin kerudung itulah yg hendak dibeli lyla dari Dzun nun. Setelah Pulang dari rumah lyla Dzun nun tak kepasar lagi ia meneruskan perjalan kembali pulang ke kampungnya, hatinya sangat riang ia bernyanyi nyanyi entah apa yang membuatnya sangat gembira, bahkan dia membagikan dagaganya secara cuma cuma pada orang orang dijalanan, ya hatinya sangat senang dan ini adalah sesuatu yang sangat patut dirayakan dengan berbagi kebahagiaan katanya. "maksudmu"  Dzun Nun.. kata teman setianya  mendampinginya kemanapun ia pergi, karena aku telah bebas dari sesuatu yg bernama hutang, dan bahkan aku telah menerima buih buih kebahagiaan dan temanya pun merasa heran dan kebingungan dengan ucapan Dzun nun sore itu.

Setelah Perkenalan pertamanya dengan lyla, dan pertemuanya dengan Lyla Hari hari Dzun nun nampak berbeda ia sangat ceria dan tak dijumpai oleh kawanya Dzun nun mengumpat ngumpat lagi sambil memandang langit, tetapi ada Yang aneh dengan Dzun nun ia jadi sering senyum senyum sendiri sambil melamun kadang dia dengan lirih dia menyebut nama gadis itu  berulang ulang "lyla lyla lyla lyal lyla lyla lyla" Temanya pun menyangka bahwa memanga ada kelainan dalam diri Dzun nun dan sesekali ia menegur Dzun nun kemudian bertanya pada Dzun nun kenapa dia senyum senyum sendiri dankadang menyebut nyebut lyla anak saudagar ternama yang jelita itu.

Dzun nun tertawa lebar dan lepas dia kemudian berteriak teriak pada seluruh pedagang dan kawan kawanya dipasar itu "AKU SEDANG JATUH CINTAAAAAAA...."  da kawan kawan para pedagang juga teman setianya itu tersenyum dan bersorak sorak buat Dzun nun, Seolah mereka ikut larut dan merasakan bahagia mendengar Dzun nun jatuh cinta. Namun saat Dzun nun ditanya siapa gadis yang telah membuatnya Jatuh cinta itu? dan Dzun nun menjawabnya bahwa gadis itu bernama lyla anak tuan rosyyid. Temanya pun langsung terdiam dan seolah tak percaya ia takut Dzun nun akan kecewa dan mengalami  sesuatu hal g tak diinginkan teman temanya.

 Namun Dzun nun tetap saja tersenyum riang sambil berteriak teriak memanggil manggil nama gadis itu "lyla lyla lyla lyla" dengan penuh senyuman riang diwajahnya. Disisi lain Lyla yang tak mengetahui akan rasa cinta yang dirasakan Oleh Dzun nun ternyata juga tertarik oleh Pribadi Dzun nun yg sangat santun dan jujur itu bahkan kerelaanya menemui dirinya untuk menebus kesalahanya dan ia pun tia hari rupanya diam diam menahan rasa keinginan untuk bertemu hanya untuk memandang wajah Dzun nun dan sekedar bercakap cakap serta mendengarkan syair syair indah Dari bibir Dzun nun, dan memang Dzun nun selain pedagang yg jujur ia juga hebat dalam bersyair  bahasanya lugas dan mempunyai makna yg dalam.

Kabar Bahwa Dzun nun Menyukai lyla telah sampai pada telinga lyla saat lyla hendak kepasar menemumui Dzun nun dan Lyla pun hanya terdiam embisu sambil memerah raut wajahnya karena malu tetapi sangat senang mendengar kabar itu, stelah ia sampai di tempat Dzun nun berjualan nampaknya kegilaan Dzun nun sudah mencapai level diatas rasa malu, ia pun kemudian berteriak lantang dan mempersembahkan syair untuk si lyla.

Oh jelita purnama yang berwarna jingga dengan wajah merona
Paras indah busana anggun nan penuh dengan asmara
Aku tak sanggup lagi  membendung dentuman rindu
Aku seolah dirimu dibuai rindu tak mengenal waktu
Aku seolah dirimu duduk termangu ditepian rintih dan senyum buga

Kini dihadapanku kau datang dengan senyuman
Kini kulihat bagai Diriku Kembali seolah utuh
Jiwaku telah menyatu meskipun asaku masih jauh
Lyla oh Lyla Batupun akan menjadi bunga jika di sebelahku bersanding dengan dirimu
Lyla oh Lyla Murung aku Gelisah aku jika engkau tak menyelinap di otaku.

Malu sudah lenyap dan kubuang jauh
kutolak ribuan bahkan jutaan bidadari asal dapat menyandingmu
Kurelakan nyawaku di santap burung gagak asal engkau tak menolak
bahkan Andai disuruh bermandikan tai dan memakan batu atau pasir sekalipun
akan kulakukan deng senang dan gembira selama sesudah itu
Ruhku dan Ruh mu menyatu.

Kemudian Dzun nun turun dan mendekati lyla mengecup kening dan berlutut mengecup tanganya, Lyla hanya diam tersipu penuh pesona ia tak sanggup berkata kecuali membeerikan senyuman manis kepada Dzun Nun dan iapun kemudian berlari menuju rumah nya, Dzunnun mengerti isyarat itu bahwa Lyla juga mencintainya namun lyla tidak sanggup mengatakan padanya.




Bersambung.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenapa Harus Mendaki Gunung

Tak bisa di pungkiri dimasa saat ini kegiatan paling sering dinantikan dan diminati banyak orang adalah Kuliner dan satu lagi adalah tr...